Ini salah satu tulisan Bang Yasser di ressay.wordpress.com, mari luangkan waktu sejenak dan semoga kita mampu memaknai cerita ini.
Jika seandainya shalat
fardlu, shalat tarawih, dan shalat ied itu berwujud orang, mungkin akan
terjadi dialog kecemburuan diantara mereka. Sekali lagi, ini adalah
pengandaian saja. Pengandaian dari seorang yang belum siap diminta
pertanggungjawaban secara ilmiah. Semoga untuk hal ini aku tidak dicap
sebagai orang sesat apalagi kafir.
Shalat fardlu: “Saya iri dengan kalian, wahai shalat tarawih dan shalat ied.”
Shalat tarawih: “Kenapa iri? Memang ada apa dengan diri kami?
Shalat ied: “Iya, apa ada yang salah dengan kami?”
Shalat fardlu: “Tidak ada yang salah dari kalian. Justru aku iri kepada kalian karena kalian memiliki kelebihan dibandingkan dengan diriku.”
Shalat tarawih: “Memangnya kelebihan kami berdua apa?”
Shalat fardlu:
“Orang-orang rela berbondong-bondong ke masjid hanya untuk melaksanakan
shalat tarawih dan shalat ied. Apalagi ketika orang shalat iedul fitri,
biasanya mereka shalat dengan menggunakan baju baru, celana baru,
sandal baru. Pokoknya serba baru dan jamaahnya pasti rame dimasjid.
Sedangkan aku, orang-orang lebih senang melaksanakan shalat fardlu
dirumah, bahkan banyak diantaranya yang lebih senang shalat fardlu
sendiri gak berjamaah. Hal ini akan kelihatan sekali ketika bulan
ramadhan. Orang-orang yang shalat fardlu di masjid bisa dihitung dengan
jari (baca: sedikit). Tetapi giliran waktu shalat tarawih tiba,
orang-orang berduyun-duyun dengan teman dan sanak keluarga mereka ke
masjid.
Shalat tarawih: “Oh itu toh masalahmu. Iya juga sih. Padahal Nabi pernah bersabda: Dari
Zaid bin Tsabit r.a., katanya : “Rasulullah saw, memasang tenda dari
tikar pada sebuah tempat di masjid, sehingga merupakan sebuah kamar
tempat beliau shalat (malam). Melihat hal itu, beberapa sahabat
mendatangi tempat itu dan mereka shalat pula mengikuti Nabi saw shalat.
Pada suatu malam mereka datang pula, tetapi Rasulullah saw terlambat,
sehingga beliau tidak keluar sama sekali menemui mereka. Oleh karena itu
mereka mengeraskan suara, dan melontar pintu dengan kerikil, mereka
menyangka kalau-kalau beliau lupa. Karena itu Rasulullah saw keluar
menemui mereka sambil berkata dengan marahnya: “Janganlah senantiasa
kamu berbuat demikian, karena aku mengira bahwa (shalat malam) itu akan
diwajibkan kepadamu. Sebab itu shalatlah di rumahmu masing-masing, karena sebaik-baiknya shalat ialah di rumah masing-masing, kecuali shalat wajib”. Jadi kalau kita mengikuti perintah Nabi, seharusnya orang-orang itu shalat tarawih dirumah.
Shalat Ied: “Sebenarnya
gak hanya kamu (shalat fardlu) aja sih yang iri. Kami berdua juga
sebenarnya iri. Coba bayangkan, kamu itu dianggap penting dalam agama
Islam. Dalam Islam, orang menjalankan shalat fardlu itu hukumnya wajib.
Sedangkan shalat tarawih, hukumnya itu sunnah. Aku (shalat ied),
hukumnya sunnah muakkad.
Shalat tarawih:
“Betul itu yang dikatakan oleh shalat ied. Jadi kami juga iri dengan
status kamu. Kamu begitu dimuliakan oleh agama, sedangkan kami berada
dibawah kamu. Hanya saja kami lebih diminati oleh manusia untuk
dilaksanakan di masjid.
———
Adakah yang punya pendapat perihal percakapan diatas?
Komentar
Posting Komentar