ALIRAN SESAT???
DALAM wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), perlu didefinisikan apa itu aliran sesat? Siapa yang
berhak menyesatkan sebuah aliran? Apa kriteria aliran sesat? Siapa yang
menentukan kriteria itu? Apa dasarnya?
Apakah
aliran sesat itu pelanggaran pidana? Apa sanksi aliran yang dinyatakan sesat
itu? Bagaimana menghukum aliran sesat? Siapa yang berhak menghukumnya?
Bagaimana menyelesaikan dampak penyesatan sebuah aliran yang sudah lama eksis
di dalam masyarakat?
Kesemuanya
ini menjadi bukti tidak sederhananya menyelesaikan persoalan penyesatan sebuah
aliran. Apalagi aliran itu berada di dalam wilayah keyakinan seseorang, sulit
dideteksi, dan berpotensi menghakimi secara tidak adil kepada orang yang
disangka penganut aliran sesat.
Ketika
sebuah rezim otoriter berkuasa dan ketika dinasti mayoritas memegang kendali
nilai, maka di situ berpotensi muncul kalimat dan akronim menakutkan, terutama
kepada kaum minoritas.
Akronim
itu misalnya kelompok oposisi, pemberontak, ideologi radikal, aliran sesat,
ajaran terlarang, dan lain sebagainya. Bahkan tokoh di balik kelompok minoritas
itu sering disebut orang gila, tukang sihir, paranormal, provokator, dan
lain-lain.
Nabi
Muhammad saw sendiri, sama seperti nabi-nabi sebelumnya, pernah mengalami hal
yang sama dari penguasa Mekkah ketika pertama kali memperkenalkan ajaran Islam
yang dibawanya. Ia pernah dianggap sebagai penganut aliran sesat, diusir,
diancam akan dibunuh, dan ajaran agama yang diperkenalkannya dianggap sesat.
Nabi
Muhammad sendiri dianggap orang gila (Mereka berkata: "Hai orang yang
diturunkan Al Qur'an kepadanya, sesungguhnya kamu benar-benar orang yang gila”.
(Q.S. al-Hijr/15:16), dianggap paranormal atau tukang tenung (“Maka tetaplah
memberi peringatan, dan kamu disebabkan nikmat Tuhanmu bukanlah seorang tukang
tenung dan bukan pula seorang gila. (Q.S. al-Thur/52:29).
Bahkan
Nabi dianggap tukang sihir (“Demikianlah tidak seorang rasul pun yang datang
kepada orang-orang yang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan: "Ia
adalah seorang tukang sihir atau orang gila"). (Q.S. al-Dzariyat/51: 52).
Ada juga yang mengganggap penyair gila (Dan mereka berkata: "Apakah
sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang
penyair gila? (Q.S. al-Shaffat/37:36).
Nabi
Muhammad sebagai seorang pemegang kendali otoritas Mekah-Madinah, tidak pernah
membumi hanguskan para penganut aliran sesat. Bahkan Musailimah al-Kadzdzab
yang nyata-nyata mendeklarasikan diri sebagai Nabi (palsu) di depan Nabi tidak
pernah ditangkap atau diinstruksikan untuk dieksekusi.
Musailimah
bahkan ditantang untuk menayangkan karya andalannya berupa imitasi wahyu yang
dibuatnya sendiri dipamerkan di pintu masuk ka’bah. Biar nanti masyarakat
menilai, mana ajaran orisinal mana ajaran yang palsu.
Nabi
Muhammad juga pernah memarahi panglima perang Usamah lantaran membunuh seorang
musuh yang sudah bersyahadat. Setelah Usama diinterogasi Nabi, Ia menjawab saya
membunuh orang itu karena hanya ingin menyelamatkan diri ketika dirinya
terpojok.
Saat
itulah Rasulullah mengeluarkan pernyataan sebagaimana dikutip di dalam
Al-Muwaththa’:Nahnu nahkumu bi al-dhawahir waAllahu yatawalla
al-sarair (Kita hanya menghukum apa yang tampak, hanya Allah yang
berhak menghukum apa yang tidak tampak).
Dalam
banyak riwayat Nabi memberikan kesempatan kepada mereka yang dianggap sesat
untuk mengintrospeksi diri. Nabi tidak pernah memaksakan kehendaknya kepada
kelompok minoritas, apalagi kalau hal itu menyangkut masalah aliran.
Nabi Muhammad
sebagai seorang pemegang kendali otoritas Mekah-Madinah, tidak pernah membumi
hanguskan para penganut aliran sesat. Bahkan Musailimah al-Kadzdzab yang
nyata-nyata mendeklarasikan diri sebagai Nabi (palsu) di depan Nabi tidak
pernah ditangkap atau diinstruksikan untuk dieksekusi.
Bukankah
Allah Swt juga telah mengingatkan kita: “Sesungguhnya kamu tidak akan dapat
memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah member petunjuk
kepada orang yang dikehendaki-Nya”. (Q.S. al-Qashash/28:56). [*]
[Nasaruddin
Umar, Wakil Mentri Agama Republik Indonesia]…..#ABNA
Komentar
Posting Komentar